Sabtu, 5 November 2011 dan Minggu 6 November 2011, saya dan seluruh teman seangkatan saya dikader oleh senior. Para senior memarahi kami hanya karena beberapa kesalahan sepele. Kesalahan yang seharusnya dapat dimaklumi. Kami juga tidak diperbolehkan menyebut angkatan kami dengan sebuatan “angkatan” karena kami belum dianggap sebagai angkatan. Saya tidak tahu apa tujuan mereka melakukan ini pada kami. Yang tidak saya lupakan sampai sekarang adalah mereka meminta kami untuk berkontribusi kepada himpunan mahasiswa di jurusan saya. Kami sudah mencoba sekuat tenaga untuk berkontribusi kepada himpunan mahasiswa, tetapi para senior selalu mencari-cari berbagai kesalahan kami dan mengatakan bahwa kontribusi yang kami berikan masih sangat kecil. Inikah yang disebut kaderisasi? Inikah yang katanya memperkenalkan jurusan kepada mahasiswa baru?
Welcome Message
Selamat datang di blog saya!
Silakan baca semua tulisan yang anda suka!
Silakan baca semua tulisan yang anda suka!
Senin, 28 November 2011
Tema LKMM Pra TD: PATRIOT
PATRIOT yang merupakan tema dari LKMM Pra TD ini adalah singkatan dari prestatif, aktif, tanggap, kritis, visioner, tanggung jawab. Prestatif merupakan menorehkan sebuah prestasi di bidang apapun. Prestasi tidak harus berupa juara pada sebuah lomba atau turnamen, tetapi prestasi adalah tercapainya sesuatu yang diharapkan. Bukanlah merupakan prestasi walaupun seseorang telah menjuarai sebuah perlombaan atau turnamen, tetapi dia sebenarnya mengharapkan lebih. Di dalam kehidupan sehari-hari, prestasi tidak selalu dapat dicapai. Memang ada prestasi yang tercapai, seperti seseorang yang menargetkan untuk memecahkan sebuah rekor, tetapi rekor yang dia buat bahkan bisa melebihi apa yang dia harapkan. Tidak semua seperti itu, biasanya seseorang telah mencapai sseuatu yang diinginkan orang banyak, tetapi dia tidak berprestasi karena apa yang dia harapkan belum tercapai. Jika hal itu terjadi, maka sebaiknya orang itu bersyukur terhadap apa yang telah dicapainya, mengintrospeksi dirinya, dan berusaha untuk mencapai apa yang diharapkannya di waktu lain. Penulis sendiri belum merasa cukup terhadap apa yang telah dicapai penulis walaupun penulis sudah cukup senang atas apa yang telah dicapai.
Who Am I?
Malam Jumat tanggal 24 Nopember 2011, saya mendapat info dari jaringan komunikasi bahwa semua peserta LKMM Pra TD diberi tugas berupa dua esai yang salah satunya bertema “Who Am I?”. Huh, kok baru dua hari sebelum acaranya diberi tugas ini. Kenapa tidak dari dulu? Sayapun bingung mau menulis apa. Setelah berpikir dan menulis sekian lama yang dilanjutkan pada keesokan harinya, akhirnya saya dapat menyelesaikan tulisan ini. Inilah tulisan saya.
Bukan Kolam Susu, melainkan Lautan Api
Indonesia dengan kekayaan alamnya yang berlimpah seharusnya bisa menjadi negara yang sejahtera. Bahkan, ada sebaris lirik lagu yang berbunyi: “Bukan lautan, tapi kolam susu” yang berarti kekayaan alam di Indonesia sangat manis bagaikan kolam susu. Pada kenyataannya, kekayaan alam di Indonesia hanya dinikmati oleh segelintir orang.
Sebenarnya, ada sebuah kesalahan dari orang-orang pintar yang berkuasa di Indonesia. Mereka saling menyerang lawan politiknya dengan membeberkan sejumlah kejahatan dari lawan politiknya dan menutup-nutupi kejahatan partai politik masing-masing. Berita di televisi didominasi oleh kejahatan-kejahatan orang-orang yang menyalahgunakan kecerdasannya demi kepentingan pribadi dan berita tersebut dipolitisir untuk menjatuhkan lawan politiknya. Mereka saling tuduh, saling serang, dan saling melempar “bola api” kepada lawan politiknya sehingga membuat Indonesia bagaikan “Lautan api”.
Negeri yang Seharusnya Indah
Indonesia merupakan negara subur yang kaya akan sumber daya alam, tetapi penghasilannya rendah. Dengan cadangan minyak yang melimpah seharusnya Indonesia bisa menjadi negara penghasil minyak. Dengan tanah yang subur, seharusnya Indonesia bisa menjadi negara agraris dengan hasil tani yang cukup untuk rakyat Indonesia. Dengan wilayah perairan yang luas, seharusnya Indonesia bisa menjadi negara maritim yang mampu memenuhi kebutuhan ikan rakyatnya. Dengan banyaknya daerah yang menyediakan hasil tambang, seharusnya Indonesia memilki cadangan emas atau hasil tambang yang melimpah. Dengan semua kekayaan alam itu, seharusnya tidak ada rakyat Indonesia yang kelaparan, tidak ada rakyat Indonesia yang sibuk mencari sedekah dari orang lain di pinggir jalan dan di rumah-rumah, dan tidak ada yang memenuhi kebutuhan hidupnya dengan merampas harta orang lain.
Kalau begitu, siapa yang bersalah? Banyak pihak yang bersalah atas ketidaksejahteraan Indonesia. Pemerintah bersalah karena kurang memperhatikan rakyatnya. Rakyat bersalah karena malas mengolah kekayaan Indonesia. Para politikus bersalah karena hanya mengurusi kepentingan golongannya. Para kritikus termasuk penulis bersalah hanya bisa mengkritik pemerintah. Kaum cendekiawan juga bersalah karena mereka belum menemukan cara untuk mengefektifkan kekayaan negeri ini. Para koruptor memiliki salah yang paling besar karena mereka merugikan negara. Kita semua bersalah. Oleh karena itu, kita sebaiknya berhenti untuk saling menuduh dan mulai memikirkan cara untuk memperbaiki keadaan kita -rakyat Indonesia- agar negara Indonesia yang tercinta ini bisa menjadi negara yang sejahtera.
Seni dalam Permainan Catur
Seni dalam catur? Memangnya ada? Bukankah pecatur hanya berpikir logis saat bermain catur? Penasaran, kan. Kalau begitu, simaklah tulisan saya di bawah ini!
Catur merupakan sebuah permainan yang menyimulasikan peperangan di atas 64 petak-petak berwarna hitam dan putih. Para pecatur memikirkan cara untuk mengalahkan lawannya dengan langkah-langkah dari buah caturnya. Ada banyak tipe dari pecatur, ada yang langsung menyerang secara frontal(attacker), ada yang menata posisi dari buah caturnya sedemikian rupa sehingga lawan menjadi kesulitan(tipe posisional), dan ada juga yang bertahan habis-habisan dari serangan lawan sampai lawan kelelahan menyerangnya kemudian dia melakukan serangan balik yang mematikan(defender).
Keindahan dari permainan catur adalah suatu kombinasi dari langkah-langkah dalam posisi-posisi tertentu yang biasanya berupa pengorbanan dari satu atau beberapa buah caturnya untuk memenangkan materi, membuat posisi lawan menjadi buruk, atau bahkan mematikan raja lawan. Inilah yang disebut seni dalam permainan catur. Attacker sering menemukan posisi-posisi yang pas di mana dia bisa melakukan kombinasi atau melakukan serangan frontal yang bisa mengeksploitasi kelemahan lawannya lalu dia melakukan sebuah kombinasi untuk memperburuk keadaan buah catur lawannya, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa pecatur bertipe posisional atau defender tidak bisa melakukan kombinasi. Pecatur tipe posisional biasanya membuat langkah-langkah efektif dan menata buah-buah caturnya pada petak-petak strategis yang memungkinkan ia melakukan sebuah kombinasi yang cantik. Begitu juga dengan defender, dia akan bertahan sekuat tenaga dari serangan lawan sambil mencari kelemahan posisi lawannya. Setelah dia berhasil menemukannya, dia akan melakukan sebuah serangan balik yang bisa berupa kombinasi untuk menghancurkan serangan lawannya sekaligus membalikkan keadaan.
Seni dari permainan catur lebih sering muncul ketika permainan memasuki permainan tengah(middle game) karena pada babak ini para pecatur memperlihatkan gaya bermainnya. Pada babak ini para pecatur berusaha mempertahankan atau memperbaiki keadaan buah caturnya setelah tahap pembukaan untuk menuju permainan akhir yang lebih baik atau mengakhiri perlawanan dari lawan. Sekian.
Resensi Film: Alangkah Lucunya (negeri ini)
Penulis cerita : Musfar Yasin
Sutradara : Deddy Mizwar
Tokoh : Reza Rahadian, Deddy Mizwar, Slamet Rahardjo, Jaja Mihardja, Sakurta Ginting, Tika Bravani, Tio Pakusadewo, Asrul Dahlan, Robby Tumewu, Teuku Edwin
Tahun : 2010
Genre : Komedi
Film berdurasi 1 jam 43 menit ini dibintangi oleh Reza Rahadian sebagai Muluk, Deddy Mizwar sebagai Pak Bul, Slamet Rahardjo sebagai Haji Rahmat, Jaja Mihardja sebagai Haji Sarbini, dan masih banyak lagi. Film ini mengisahkan tentang kehidupan bangsa Indonesia saat ini, khususnya seorang sarjana manajemen bernama Muluk yang kesulitan dalam mencari pekerjaan. Setelah Muluk sekian lama mencari pekerjaan, akhirnya dia memiliki ide untuk mengentaskan kemiskinan kelompok pencopet yang beranggotakan 15 orang. Dia bersama Syamsul dan Pipit mendidik para pencopet itu agar mereka berhenti mencopet dan mulai menjadi pengasong. Dia mengajari ilmu manajemen dan memanajemen kelompok pencopet itu, Syamsul mendidik mereka dengan ilmu kewarganegaraan, Pipit mengajari mereka ilmu agama Islam. Perjuangan mereka tidaklah mudah. Mereka harus menghadapi berbagai bantahan dari para pencopet itu. Mulai dari bantahan untuk mengikuti sekolah, mandi, sholat, bahkan Muluk sempat dibenci oleh salah seorang pencopet bernama Glenn. Mereka memang berhasil mengubah enam pencopet menjadi enam pengasong, tetapi Muluk dan kedua kawannya akhirnya menghentikan proyek tersebut karena proyek mereka tidak disukai oleh Pak Bul yang merupakan ayah Muluk, Haji Rahmat yang merupakan ayah Pipit, dan Haji Sarbini yang merupakan calon mertua Muluk. Pak Bul, Haji Rahmat, dan Haji Sarbini tidak menyukai proyek Muluk dan kedua temannya karena mereka(Muluk, Syamsul, dan Pipit) dibayar dengan uang haram hasil mencopet. Muluk dan kedua temannyapun kembali ke kebiasaan mereka semula. Syamsul berjudi lagi, Pipit menggantungkan hidupnya dengan mencoba kuis di televisi, dan Muluk sebelum mencari pekerjaan lagi, dia belajar mengemudi mobil.
Film ini berakhir dengan ditangkapnya Muluk oleh anggota Satpol PP karena membela enam pengasong didikannya. Dia menyerahkan dirinya kepada para anggota Satpol PP demi melindungi enam pengasong yang telah dia didik. Ending ini seakan-akan menandakan bahwa cerita film ini belum selesai. Pembuat film ini mungkin sengaja membuat ending seperti itu agar para penonton bisa berimajinasi, memikirkan bagaimana akhirnya nasib para tokoh film ini.
Film ini seperti mengkritik pemerintah supaya pemerintah lebih memperhatikan nasib anak-anak jalanan yang tidak pernah mengenyam pendidikan di sekolah. Selain itu, Muluk yang merupakan tokoh utama seakan menggambarkan para lulusan sarjana yang tak kunjung mendapatkan pekerjaan karena begitu terbatasnya lapangan pekerjaan yang ada di Indonesia yang pada akhirnya tidak bisa membedakan mana upah yang halal dan mana upah yang haram.
Ide film ini sangat bagus. Latar ceritanya pun sesuai dengan keadaan bangsa Indonesia saat ini. Selain itu, akting yang dilakukan para pemain yang pernah memenangkan Piala Citra seperti Deddy Mizwar, Slamet Rahardjo, Tio Pakusadewo, dan Reza Rahadian juga sangat bagus.
Andai Saya Seorang Presiden
Seiring berjalannya waktu, orang tidak baik di Indonesia semakin banyak. Mulai dari pejabat teras hingga rakyat kecil menjadi tidak baik. Pejabat teras memanfaatkan jabatannya untuk menggonta-ganti aturan negara. Orang intelektual memeras otaknya untuk korupsi, kolusi, dan nepotisme. Politikus memanfaatkan popularitasnya untuk mengeruk keuntungan dari partainya, melindungi golongannya, menuduh dan menyerang pesaingnya. Para wanita cantik mempertontonkan keindahan raganya kepada yang bukan muhrim. Para lelaki hidung belang menggunakan kebelangannya untuk merampas kehormatan wanita. Bahkan rakyat jelata, memanfaatkan kesenyapaan untuk mengambil yang bukan haknya.
Ironis sekali negara ini. Semakin tahun bukannya malah semakin baik, tetapi justru sebaliknya. Ini adalah saat di mana orang-orang yang di depan tidak lebih baik daripada orang-orang yang di belakang. Negara ini perlu direformasi dari zaman kebodohan. Negara ini butuh pemimpin baru.
Andai saya menjadi orang nomor satu di negara ini, saya akan mengubah masyarakat menjadi lebih baik. Saya akan menggunakan kata “minimal” pada peraturan negara ini untuk meminimalisir pengurangan hukuman kepada yang bersalah. Saya akan memperberat hukuman bagi orang-orang yang menyalahgunakan jabatannya. Saya tidak akan menghukum mati para koruptor, tetapi saya akan memotong tangan mereka. Saya akan merajam para pezina dan mencambuk para pencuri sebelum memasukkannya ke jeruji besi. Jika para pembuat aturan melarang saya, saya akan memperingan hukuman yang tadinya akan saya berikan kepada orang-orang jahat tersebut. Para penjahat akan saya penjarakan tanpa remisi, tetapi khusus untuk “penjahat berdasi” atau “penjahat berkerah putih” akan saya beri bonus. Saya akan memberi kesempatan kepada mereka untuk berbuat baik pada masyarakat dengan cara menyapu jalan raya dan membersihkan selokan.
Jika saya seorang presiden, saya akan membenahi akhlak dan pendidikan rakyat. Saya akan memprioritaskan keuangan negara untuk pendidikan dan perbaikan akhlak rakyat. Saya akan melerai para politikus yang kerjanya hanya bertengkar. Saya akan mengembalikan banci kepada kodratnya dan memberi atau bahkan memakaikan pakaian yang layak kepada orang yang tidak mampu membeli pakaian untuk menutup auratnya. Selain itu, saya juga akan memotivasi pemuda-pemudi untuk menjadi seorang entrepreneur.
Begitulah saya jika menjadi presiden negara ini. Sekian dan terima kasih!
Langganan:
Postingan (Atom)