Welcome Message

Selamat datang di blog saya!
Silakan baca semua tulisan yang anda suka!

Jumat, 23 Desember 2011

Menulis Populer


            Jum’at, 21 Nopember 2011, saya mengikuti kuliah tamu di ruang TC 103-104. Topik yang dibahas adalah menulis populer. Pematerinya bernama Rudi Santoso. Pekerjaan beliau sekarang adalah menulis di kolom opini.

            Pada awal materi, pemateri mengatakan bahwa kita dibentuk oleh buku yang kita baca. Maksudnya adalah setiap buku yang kita baca akan mengubah pola pikir kita. Ada baiknya jika kita sering membaca buku agar pikiran kita dibentuk oleh banyak buku. Dengan begitu, kita akan mampu melihat sebuah permasalahan dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
            Materi selanjutnya adalah menulis dengan berorientasi pada pembaca. Beberapa poin yang dapat saya tangkap adalah sebagai berikut. Pertama, berempati, artinya mengetahui siapa yang akan membaca tulisan kita. Kedua, tulisan kita harus mudah dipahami pembaca. Percuma saja jika kita menulis tetapi pembaca tidak memahami isi tulisan kita. Ketiga, jangan menyiksa pembaca, seperti menulis dengan huruf kapital semua atau menulis tanpa paragraf. Keempat, pahami bahwa pembaca sangat beragam. Kelima, bereksperimen kecil untuk mengetahui sampai di mana pembaca memahami tulisan kita. Hmm... Apakah anda sudah paham dengan tulisan saya ini?
            Pemateri juga menjelaskan bahwa sebaiknya kita menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan istilah yang populer. Kedua hal ini bertujuan agar pembaca lebih mudah menyerap makna dari tulisan kita. Penggunaan istilah asing yang tidak biasa dimunculkan dengan tujuan untuk menutupi kekurangan justru akan membuat pembaca tidak mengerti atau bahkan salah menafsirkan tulisan kita.
            Hal yang paling ditekankan oleh pemateri adalah menulis yang berorientasi pada pembaca. Hal itu mengandung banyak makna, seperti tidak menyiksa menyiksa pembaca dengan tulisan tanpa spasi, tanpa paragraf, atau menulis dengan huruf kapital semua. Hal itu bertujuan agar pembaca tidak pusing dalam membaca tulisan kita. Makna lainnya adalah kita membuat pembaca nyaman ketika membaca tulisan kita. Hal ini bisa dilakukan dengan tidak mencantumkan angka-angka rumit pada tulisan kita, tetapi menggantinya dengan analogi yang sederhana. Misalnya: “Singapura adalah negara kota yang luas wilayahnya 710,2 km2.” Tentu jika tulisannya seperti itu, akan mempersulit pembaca. Tidak semua pembaca bisa mengira-ngira seluas apa Singapura, sebesar apa daerah yang luas wilayahnya 710,2 km2. Kita sebaiknya menggunakan kalimat seperti ini: “Singapura adalah negara kota yang luas wilayahnya dua kali Surabaya.” Dengan contoh kedua, pembaca akan lebih mudah memahami seluas apa Singapura.
            Hal lain yang tidak kalah penting adalah kita sebaiknya menemukan gaya menulis kita sendiri. Gaya tersebut bisa kita dapatkan dengan meniru gaya penulisan orang lain. Setelah lama meniru, kita harus bisa lepas dari gaya penulis yang kita tiru dan membuat gaya sendiri. Selain itu, seseorang bisa suka menulis berawal dari kesukaannya terhadap membaca. Sekali lagi, kita dibentuk oleh buku yang kita baca. Semakin banyak buku yang kita baca, semakin banyak pengetahuan kita, semakin banyak pula gaya penulis yang bisa kita tiru. Dengan begitu, kita akan mampu melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda sehingga kita tidak langsung terhipnotis oleh sebuah tulisan yang kontroversial.

Tidak ada komentar: