Rabu, 21 Desember 2011, saya sengaja tidak ikut kuliah karena harus mengurus KTP elektronik. Saya sudah merencanakan ini dari sehari sebelumnya. Sesampainya di kantor kecamatan, saya langsung mengambil tempat duduk di sebelah orang tua saya. Hanya beberapa saat setelah saya duduk, kami(saya dan kedua orang tua saya) dipanggil. “Nomor 50 sampai 53”, begitu kata petugas. Kami mendapatkan nomor 50, jadi kami masuk ke kantor. Saya pikir kami akan langsung mengurus KTP kami di dalam kantor tersebut. Ternyata, di dalam kantor tersebut masih ada antrean.
Kami menunggu antrean di dalam kantor. Saya mencoba bersabar. Orang-orang yang mengantri rupanya sama seperti kami, satu nomor untuk lebih dari satu orang. Untungnya, di dalam kantor ada kipas angin. Jadi, kami tidak kepanasan menunggu. Lagipula, setiap orang hanya dibutuhkan beberapa menit untuk mengurus KTP elektroniknya dan ada dua meja untuk mengurus KTP elektronik di tempat itu.
Saat waktunya tiba, nomor kami disebut petugas. “Nomor 50”, kata petugas pengatur antrean. Ayah saya menuju meja 1. Disusul ibu saya menuju meja 2. Selesai ayah saya mengurus KTP elektronik, saya menuju meja 1.
Petugas terlebih dahulu menginput data ke komputer. Setelah itu, saya disuruh menulis tanda tangan di atas sebuah alat elektronik. Tanda tangan saya kemudian disimpan di komputer. Petugas kemudia memotret saya dengan sebuah kamera. “Jepret”, foto saya diinputkan ke komputer. Setelah itu, petugas meminta sidik jari dari keempat jari di tangan kanan dan kiri saya. Saya melakukannya mulai dari kanan terlebih dahulu, lalu sebelah kiri. Keempat sidik jari dari tangan kanan dan kiri sayapun disimpan di komputer. Setelah keempat jari, petugas meminta sidik jari dari ibu jari saya. Saya menempelkan kedua ibu jari saya di atas alat pembaca sidik jari. Kedua sidik ibu jari saya tersimpan di komputer. Setelah itu, petugas meminta gambar mata saya. Mata saya diberi suatu alat berbentuk kotak dan ada kacanya. Gambar mata saya diinputkan ke komputer. Setelah itu, petugas meminta sidik jari kedua jari telunjuk saya. Saya menempelkan telunjuk kanan terlebih dahulu ke alat pembaca sidik jari, lalu telunjuk kiri saya. Sidik jari kedua telunjuk saya tersimpan di komputer. Petugas meminta saya bertanda tangan lagi di atas alat penginput tanda tangan. Saya melakukannya, tetapi saya membuat sedikit kesalahan dan saya minta diulang. Saya bertanda tangan di atas alat itu lagi. Tanda tangan sayapun tersimpan ke komputer. Akhirnya selesai juga pengurusan KTP elektronik ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar