Welcome Message

Selamat datang di blog saya!
Silakan baca semua tulisan yang anda suka!

Jumat, 16 Desember 2011

Terngiang oleh Pengalaman Indah

          Bicara pengalaman indah, saya punya sebuah pengalaman yang membuat saya terngiang-ngiang olehnya. Pengalaman indah sewaktu saya masih kelas X. Pada waktu itu, saya menjadi anggota Teater Simpang, sebuah teater dari SMA Negeri 1 Pasuruan. Awalnya, saya ingin ikut teater karena tertarik oleh akting para pemainnya di class meeting dan ingin bisa berakting, tetapi setelah mengikuti berbagai latihan, saya mulai sangat menyukainya. Saya bahkan rela pulang malam karena ikut latihan teater.
            Saat pertama kali latihan teater, saya seperti aktor tanpa ekspresi. Pak Ros yang menjadi guru teater sayapun mencoba berbagai cara untuk membuat saya berekspresi. Sampai pada akhirnya, beliau menyuruh saya membayangkan dikejar seekor tawon. Saya belum terganggu. Bertambah satu tawon, saya mulai terganggu. Bertambah satu lagi, saya mulai berpindah-pindah tempat. Segerombolan tawon mengejar saya, saya berlari ke sana kemari sambil mengibas-ngibaskan tangan saya untuk mengusir semua tawon. Itu masih belum berhasil. Saya mempercepat lari saya, tawon tidak lagi mengejar saya. Pak Ros menyudahinya.
            Hal yang paling menjengkelkan adalah pada saat diklat, saat acara bakti sosial. Saya ditugaskan menjadi seorang pengamen puisi yang mengamen dari rumah ke rumah. Target pendapatannya adalah 5 ribu rupiah. Hal itu tidak masalah bagi saya. Saya telah mempersiapkan puisi dari rumah. Sebelum berangkat, saya mengotori kulit saya agar terlihat seperti seorang pengamen. Saya berjalan ke perkampungan. Dalam selang waktu sekitar satu jam, saya sudah mengumpulkan uang 5 ribu rupiah. Sayapun kembali ke markas dengan bangga. Saya melapor kepada senior bahwa target sudah tercapai. Para senior bukannya mengapresiasi, melainkan menyuruh saya kembali mengamen puisi. Mereka berkata bahwa saya adalah orang yang beruntung bisa mengumpulkan uang 5 ribu rupiah dalam waktu singkat. Sayapun kembali beraksi. Ketika waktu habis, saya berhasil mengumpulkan uang sebanyak 17 ribu rupiah. Saya setorkan pendapatan saya ke senior. Yang membuat saya agak kecewa adalah pada penyetoran pendapatan, sebenarnya 5 ribu saja sudah cukup. Yah... Kalau saya tahu seperti itu, setelah saya mendapatkan uang 5 ribu, saya beristirahat hingga batas waktu yang ditentukan habis.
            Hal yang paling mengesankan adalah saat penampilan perdana saya di Universitas Negeri Malang. Saya menjadi aktor pembantu pada pentas itu. Saya berperan sebagai anak bungsu(dari 3 bersaudara) dari Sang Mandor. Sang Mandor adalah seorang pelaut tua yang tidak lagi mengarungi samudera. Sang Mandor sebenarnya memiliki harta yang berlimpah, tetapi jatuh miskin karena ulah ketiga anaknya. Anak pertama memiliki banyak istri dan menjual sebuah kapal milik ayahnya. Anak kedua adalah seorang penjilat, tetapi dia telah menjual sawah dan empang milik ayahnya untuk membelikannya dua buah kapal. Anak ketiga(ini yang saya perankan) adalah seorang kelasi. Dia berusaha menjadi seperti ayahnya. Dia sering membanggakan dirinya sendiri di depan ayahnya. Dia juga menjual sebuah kapal milik ayahnya. Ada juga tokoh istri sang Mandor dan seorang bodyguard keluarga. Istri sang Mandor adalah sosok yang setia dan sering menasihati suaminya, sedangkan bodyguard selalu menjaga anak ketiga dan sering membanggakan dirinya di depan sang Mandor. Lho, kok saya jadi buat sinopsisnya?
            Persiapan menjelang pentas tersebut telah membuat saya menjadi berani berakting di depan umum. Sebelum pentas, kami sering berlatih di taman kota untuk menambah rasa percaya diri. Di taman kota, kami menjadi tontonan orang banyak. Pada awalnya, saya grogi, tetapi setelah berlatih sekian lama, akhirnya grogi saya mulai berkurang. Hmm... Indahnya pengalaman ini. Ingin rasanya saya kembali ke masa ini.

3 komentar:

Adi Cipta Erlangga mengatakan...

sama rif, ingin rasanya kembali ke masa dimana liburan itu bukan mitos

HAFIDZ mengatakan...

Aku juga selalu melamun masa-masa indahku

Unknown mengatakan...

Seandainya kita dapat mengulang masa-masa indah kita, ya!