Welcome Message

Selamat datang di blog saya!
Silakan baca semua tulisan yang anda suka!

Jumat, 23 Desember 2011

Pulang Kampung: Dari kamar kos sampai kampung halaman

           Selasa, 20 Desember 2011, saya pulang ke kampung halaman saya dengan kereta api. Awalnya, saya berencana untuk berangkat dari kamar kos pada pukul 15.00, setelah kuliah agama. Saya berencana untuk naik kereta api yang datang pukul 16.20. Namun, saya tidak fokus dengan tujuan saya, saya baru pulang dari kuliah agama pada jam 15.20. Sebelum menuju kamar kos, saya meminta tolong kepada Firman untuk diantarkan ke tempat makan. Alhamdulillah, ternyata Firman mau. Terima kasih, Firman! Saya memakan makanan saya dengan tergesa-gesa. Setelah membayar makanan, saya pergi ke kamar kos dan mempersiapkan segala sesuatu yang akan saya bawa. Saya baru menyelesaikan semua itu pada pukul 15.50 dan berangkat menunggu angkutan umum. Alhamdulillah, saya hanya butuh beberapa menit dalam menunggu angkutan umum.

            Dalam perjalanan, angkutan umum berjalan dengan pelan. Hati saya semakin gelisah ketika waktu hampir menunjukkan pukul 16.15. Saya turun di dekat Stasiun Gubeng pada pukul 16.15. Saya berusaha berjalan secepat mungkin menuju stasiun. Saya sampai stasiun pada pukul 16.20. “Tepat waktu!”, pikir saya, tetapi Allah tidak mentakdirkan saya untuk naik kereta api yang datang jam 16.20. Saya baru membeli tiket pada pukul 16.30 karena antrian yang lumayan panjang. Petugas di stasiun berkata kepada saya, “Naik kereta yang jam tujuh kurang seperempat, ya!”. Yah, terpaksa saya naik kereta yang datang pukul 18.45. Andai saya datang lebih cepat.
            Setelah membeli tiket, saya berencana mengambil uang dari ATM BNI dengan menggunakan ATM bersama. Sampai di depan ATM BNI, saya membaca sebuah tulisan yang berisi, “Maaf, ATM saat ini sedang offline!”. “Ah, sial sekali nasib saya hari ini”, pikir saya. Saya berjalan ke sebelah kiri ATM. Saya bertemu dengan Alif, Rifqi, dan Yusuf. Mereka bertiga berencana untuk pulang kampung. Mereka ingin membeli tiket pada hari ini. Ketika kami sedang berbincang-bincang, tiba-tiba ayah saya menelepon saya. Selesai berbicara dengan ayah saya via telepon, saya kembali menuju mereka bertiga, tetapi mereka telah menyudahi forum dan mengucapkan salam perpisahan.
            Sayapun pergi berjalan-jalan. Dari kejauhan, saya melihat tulisan yang bertuliskan ATM. Saya tertarik untuk mendekatinya. “Barangkali di sana ada ATM bersama.”, pikir saya. Saya membaca tulisan tersebut secara lengkap dari dekat. Tulisannya berisi, “Galeri ATM”. Saya melihat ATM Danamon dan melihat tulisan “ATM bersama”, lalu saya pergi menuju ATM tersebut. “Akhirnya!”, gumam saya. Setelah mengambil uang dari ATM, saya kembali dan pergi menuju peron. Dalam perjalanan, saya menoleh ke kanan dan merasa kecewa setelah melihat tulisan “ATM BRI”. Kalau seandainya saya membacanya dari tadi, saya akan mengambil uang dari ATM ini(ATM tempat saya menabung) saja karena mengambil uang dari ATM bersama dikenai biaya sebesar Rp 2.500,00. Kesalahan saya tidak  membaca tulisan ini dari awal.
            Setelah ishoma dan menunggu sekian lama, akhirnya kereta yang saya tunggu datang juga. Saya lega walaupun kereta itu terlambat 5 menit. Saya langsung masuk kereta tersebut dan duduk di gerbong paling belakang. Saya berada di gerbong tersebut tidak terlalu lama. Saya pindah dari gerbong tersebut karena tidak nyaman dengan orang-orang di sekitar. Di gerbong tersebut, ada orang yang bermain kartu dan merokok. Saya masih tahan dengan orang-orang yang bermain kartu, tetapi saya tidak suka mendengar suara mereka dan penontonnya karena saya sedang membaca buku sambil menunggu kereta berjalan. Asap rokok yang terperangkap di gerbong tersebut menambah derita saya. Saya memutuskan untuk pindah gerbong. Sesampainya di gerbong lain, saya memilih mengambil tempat duduk di depan seseorang yang sudah tua. Saya melihat wajah orang tersebut dan sepertinya saya pernah melihatnya. Orang tersebut menyapa saya,”Kamu yang di warung tadi, ya.” Saya baru ingat kalau orang itu adalah orang yang saya lihat di warung tempat saya makan soto tadi. Kamipun berbincang-bincang. Orang itu ternyata suka berbicara. Selesai berbincang-bincang, seseorang duduk di samping saya. Setelah itu, saya dan orang tua tadi tertidur.
            Saya dibangunkan orang tua tadi ketika sampai Stasiun Bangil. Saya berterima kasih kepada orang itu dan mengucapkan salam perpisahan. Saya kemudian keluar dari kereta dan stasiun. Saya menunggu bus di tempat biasanya. Butuh waktu yang lumayan lama sebelum akhirnya datanglah sebuah bus. Sesampainya di terminal lama, saya menunggu beberapa menit sebelum akhirnya ayah saya menjemput saya.

Tidak ada komentar: